Judul Buku: Pelancong, Kumpulan Puisi

Lokalitas pada puisi S Yoga organik, bukan semacam template, yakni kisah, dongeng, atau data sejarah yang sengaja dipaksa-paksakan untuk ditempelkan dalam puisi. Lokalitas sejarah dan tradisi di Jawa Timur, mulai dari pesisiran Madura, Tapal Kuda, Mataraman, bisa lebur menyatu dalam puisi tanpa saling mengingkari. Harus diakui juga bahwa gaya puitika naskah ‘Pelancong’ ini sudah “konvensional”. Namun sublimitasnya sangat terjaga. Dan itulah nilai penting puisi.  (Juri Sayembara Puisi DK Jatim 2021)

Menulis puisi adalah memberi warna lain atau membuat perspektif yang berbeda dari peristiwa-kisah yang sudah ada. Karena itu dibutuhkan kreativitas untuk membuat karya sastra memiliki bernas-bernas yang lebih segar, menciptkan sebuah ironi, paradoks, atau membuat kita berpikir ulang. Tentu saja karya sastra tidak sekadar memperjuangkan tema, namun seni kriya dalam menyihir kata-kata, merajut diksi, menjaring kalimat, menyusun ungkapan, melahirkan ironi, menjadi perhitungan tersendiri, dan ini yang menentukan karya sastra. Jungkir balik kata-kata, sudah tidak diperlukan, yang terpenting bagaimana sebuah bangunan puisi itu akan dibawa, akan menciptakan efek atau suasana yang seperti apa. (S Yoga)