Pada buku ini penulis hanya mencoba menyajikan data-data dan fakta-fakta sejarah, sedangkan untuk kesimpulan akhir dari beberapa peristiwa kontroversi di Nganjuk ada di tangan para pembaca. Hal ini untuk menjadikan penulis lebih leluasa dalam menyajikan setiap peristiwa sejarah secara tahap demi tahap. Di samping itu, judul pada buku ini sengaja menggunakan kata ejaan lama, yaitu dengan kata “Ngandjoek”. Hal ini untuk memperkuat pandangan umum dan memperteguh muatan isi buku, bahwa apa yang ada di dalamnya memang berisi tentang kajian sejarah masa lampau secara ilmiah.

Mitos ‘bahu laweyan’ sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa Tengah. Biasanya, yang menyandang sebutan ini adalah kaum perempuan. Penulis belum pernah mendengar cerita tentang seorang lelaki yang berjuluk bahu laweyan. Konon kabarnya, seorang perempuan bahu laweyan akan kehilangan suaminya, tak lama setelah pernikahan mereka, dengan cara yang tidak wajar. Sampai beberapa kali menikah pun para suaminya akan menemui nasib yang sama, meninggal dengan cara yang misterius dan mengenaskan. Hal itu dikarenakan adanya kuasa makhluk gaib yang menguasai tubuhnya. Berdasar mitos itu pulalah, penulis berusaha menyajikan cerita bernuansa horor yang berlatar belakang budaya Jawa tempo dulu. Meski kita semua tahu bahwa rejeki, maut dan jodoh adalah di tangan Allah swt, namun tak bisa dipungkiri bahwa kita juga hidup berdampingan dengan makhluk ciptaan-Nya yang juga memiliki kekuatan baik maupun jahat.

Melalui buku ini, penulis sedapat mungkin  berusaha mengungkap aktualisasi identitas waria dan tanggapan dari penonton dalam ranah estetik. Betapa topik  aktualisasi identitas waria sebagai titik sentralnya adalah berdasarkan anggapan bahwa;  pemain waria selama ini dipandang hanya menjadi bagian dari sebuah pertunjukan Ludruk, tanpa dilihat dengan sungguh-sungguh peran mereka dalam proses pencarian jati diri untuk menunjukkan identitasnya. Patutlah kita mengkaji untuk memperkaya khazanah informasi dan ilmu pengetahuan tentang kaum waria.

 

Buku ini merupakan kumpulan tulisan kolom kecil yang sebelumnya dimuat di sebuah media massa tentang peran tokoh-tokoh dan pahlawan bangsa dari golongan keturunan Arab di Indonesia, dari awal perjuangan melawan penjajahan kolonial dengan Perang Paderi yang di pimpin oleh Sayyid Muhammad Shahab atau yang selama ini kita kenal dengan Imam Bonjol, hingga perjuangan diplomasi oleh AR Baswedan tokoh Partai Arab Indonesia. Dari kisah perjuangan seni budaya yang dilakukan oleh Raden Saleh (Sayyid Saleh bin Alwi bin Yahya) melalui lukisan-lukisan yang dilukisnya hingga perjuangan jurnalistik yang dilakukan oleh M Asad Shahab melalui Arabian Press Board (APB) yang menyerbarkan berita proklamasi ke negeri-negeri Arab hingga kita mendapatkan pengakuan kedaulatan atas kemerdekaan.

Buku ini memotret dengan detail sejumlah persiapan dan pengkajian yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam rangka mewujudkan angkutan massal cepat  (AMC) di Surabaya, beserta permasalahan AMC yang diketahui molor dari waktu perencanaan. Disamping itu, dalam buku ini mengupas sejarah perkeretaapian di dunia dan lebih khusus di Indonesia pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda. Bahkan keberadaan trem di Jakarta dan Surabaya pada massa itu dikupas dalam buku ini. Perkembangan transportasi massal mulai MRT, LRT hingga trem pun dibahas. Sampai pada akhirnya, kejayaan trem di Surabaya tempo dulu.

 

https://www.high-endrolex.com/39

Buku ini adalah suatu ikhtiar menganggit pelbagai catatan, peristiwa, pernik-pernik pemikiran, dan tentu saja percikan sejarah politik di seputar Pilkada Surabaya.  Menyingkap lebih mendalam sejumlah persoalan penyebab ketegangan hubungan Risma dan PDIP hingga titik temu di Pilkada Surabaya 2015. Bagi Risma, sebagaimana sempat diungkapkannya, angka 2 (dalam nomor urut pasangan) adalah victory atau keberuntungan. Sebuah buku yang banyak dilandasi dari pengalaman para penulisnya berinteraksi dan dekat dengan sumber-sumber penting di lingkaran sejarah politik Surabaya.

 

Open chat
Tabik, sudah menghubungi kami. Silakan chat lebih lanjut