Sebagian besar kerinduan itu jalin kelindan dengan tamsil cahaya cinta, termasuk pemberontakan-pemberontakannya atas penderitaan dalam cerita; sungai, rumah, tanah, mata air, burung, kekasih, keluarga, nyanyian, laut, jalan sunyi. Menariknya, cerita tak lantas membuat pencerita sepenuhnya bersetuju dengan tujuan cerita—atau cerita yang bertujuan. Katakanlah, semisal nasihat, dakwah, perintah, terlebih dogma dan sejenisnya. Sebaliknya, kelucuan, kelembutan, kenakalan, juga kejutan dan kesan mendalam bisa malah diketengahkan pencerita dari balik kesederhanaan peristiwa, bahasa, pengalaman estetik pencerita, maupun kompleksitas yang memukau.

Puisi telah memperlakukan saya sesuka-sukanya.  Puisi membuat saya bertemu bermacam profesi manusia, mengunjungi bermacam tempat di dunia. Puisi telah membuat saya memetik apel yang dipupuk dengan abu jenasah Carl Sandburg, penyair dan walikota Chicago.  Puisi mengantar saya ke Malaysia, Filipina, Jepang, Jerman, Timur Tengah, dan semua benua. Puisi telah mengubah hidup dan memisahkan saya dari banyak teman yang tidak menulisnya.  Jadi, tidak salah kalau anda percaya puisi punya tenaga untuk membantu manusia merancang dan mewujudkan masa depannya.  Kekuatan inilah yang kita pandang sebagai keajaiban puisi.  Sesuatu yang nyata berada di dalam puisi. Sebenarnya apa yang dapat diharapkan dari puisi ketika Daud, Sulaiman, dan penyair-penyair besar itu menulisnya?  Apa yang ada dan tidak ada di dalam, di luar dan di seberang puisi?  Ramayana, Mahabharata, dan semua puisi relijius, profan, dan lain-lain yang ikut membentuk kebudayaan manusia.

Graphic organizer merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sejarah. Graphic organizer berisi simbol-simbol yang berupa garis, lingkaran, panah ataupun gambar yang berfungsi untuk menampilkan bentuk visual dari ide atau gagasan yang siswa miliki. Hal ini sangat penting sebagai sebuah upaya dalam mengorganisasi berbagai pengetahuan sejarah yang mereka dapatkan dalam bentuk yang hirarki dan secara sistematis. Media graphic organizer membantu siswa dalam proses sistematisasi tersebut dan membuat keterkaitan-keterkaitan rinci dan rumit menjadi sesuatu yang sangat sederhana. Siswa tetap dapat fokus dengan banyaknya informasi dalam suatu  materi pelajaran dengan menerapkan media graphic organizer.

Orang-orang yang merasakan betapa Budi Darma memberikan makna khusus bagi hidup dan dunia kreatif mereka ingin mengabadikan kesan, pandangan, atau pendapat ke dalam tulisan. Mereka menyadari, hanya lewat tulisanlah buah pikiran dan perasaan dapat diabadikan, dan bahkan dapat berkembang serta dikembangkan lagi di kemudian hari.

Itulah latar mengapa buku yang pembaca pegang ini disusun. Ia sengaja dimaksudkan untuk mewadahi berbagai tulisan tentang beliau, dengan tiga bagian, yakni sosok dan kepribadian beliau, pemikiran, dan kajian karya-karya beliau. Maka, himpunan tulisan mereka diwadahi dalam judul Budi Darma: Sosok, Pemikiran, dan Karyanya.

Seiring berjalannya waktu, selalu membuat orang ingin mengenang perjalanan, jejak dan langkah karya-karyanya. Bagaimanapun bentuk dan rupanya, yang pernah ia kandung dan lahirkan, dengan segenap cinta dan pencapaiannya.

Buku ini semacam “catatan” perjalanan penulis, di sela-sela kesibukan lainnya, karena pekerjaan yang sering berpindah-pindah hampir dua tahun sekali. Maka banyak kisah-kisah, atau tempat-tempat yang menjadi inspirasi dijadikan puisi. Tentu saja setelah melewati perenungan dan pemilihan kata yang menarik menurut penulis.

Saya tidak bisa menghantarkan karya saya terlalu jauh, karena bagi penulis ketika puisi terlahir, maka ia memiliki pertanggungjawabannya sendiri, penulis tidak perlu ikut campur. Selamat membaca.

Maka cukup terang sesungguhnya pengarang cerita Akar Bakau dan Setangkai  Gulali ini hendak mendedahkan bagaimana humor, dan kemungkinan-kemungkinan eksperimennya.  Bukan mustahil dalam hal humor, pengarang ini menangguk ilmu dari Borges, sebagaimana Borges belajar pada humor satirnya, Bernard Shaw. Humor pula yang menyebabkan Milan Kundera berguru pada kelucuan-kebahagiaan-kegembiraan Diderot, Rabelais dan lalu bereksperimen dengan humor-ironi.

Menafsirkan kisah cinta dalam cerpen Kunang-Kunang Tanpa Cahaya, karya Pradhini adalah memahami; begitu menariknya cinta, juga segala kisah cinta, maka cinta hampir di semua kisah-kisahnya menuntut daya tarik, meminta diri dirawat keunikan-keunikannya sebagai fakta kemanusiaan. Dengan kata lain, dalam begitu banyak hal menarik, otentisitas menjadi niscaya.

Guwing kang sowan para maos iki sawijining titah kang lair ing alam donya iki kanggo ngadhepi pacoban saka Gusti Kang Murbeng Dumadi. Sapa ta sejatine Guwing? Guwing ora liya sawijining titah kang dadi korbane nafsu, nafsu sakabehing nafsu: nafsu birahi, nafsu kadonyan, nafsu drengki, nafsu srei, uga nafsu angkara murka, nafsu bejat keliwat-liwat. Lan akibat sakabehing nafsu mau kudu disangga dening Guwing.

Manawa para maos wus maos novel iki, bakal pirsa Guwing  sawijining titah kang ginanjar awak kang ora wutuh kang lair ing alam donya awit saka krodhaning nafsu bejat mau. Guwing wong kabur kanginan kang ditemu pemulung ing papan pambuangan larahan, ora sanak ora kadang. Nanging Guwing ora pasrah.  Guwing sowan para maos kanthi gagah, Guwing dudu wong kalah.

Buku ini mencoba sekali lagi untuk mengurai perjalanaan sejarah Nganjuk sebagai kesatuan wilayah dan juga pemerintahan sejak periode Praaksara, Klasik (Hindu-Budha), Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam dan berakhir pada periode kolonial Hindia-Belanda. Berdasarkan sumber-sumber sejarah akurat, buku ini mampu menjawab pula pertanyaan-pertanyaan berbagai kontroversi peristiwa sejarah yang ada di wilayah Nganjuk. Isi buku tidak hanya mengkaji masalah perkembangan politik pemerintahan semata, namun juga kondisi ekonomi, demografi dan sosial-budaya masyarakat di Nganjuk pada masa lalu berdasarkan data statistik dan juga referensi terpercaya.

Antara Eri Cahyadi dan Tri Rismaharini terdapat persamaan. Keduanya adalah sama-sama birokrat yang mengawali karir politiknya saat menjabat sebagai Kepala Bappeko Surabaya.  Bisa dikatakan Eri adalah anak emas Risma.   Eri Cahyadi mampu menunjukkan kepemimpinannya yang luwes dan bisa diterima semua pihak; sebagai suatu bekal spiritnya untuk mengubah wajah sejarah.  Akankah Eri bisa melampaui visi Risma?

Buku ini lebih banyak dilandasi  pengalaman penulis saat meliput kegiatan dan aktivitas politik wali kota selama 10 tahun lebih di Pemkot Surabaya. Selain dipadu dengan riset dari pelbagai literatur baik dari koran, majalah, media daring, buku ini pun ditunjang  dokumen penting lainnya.

Open chat
Tabik, sudah menghubungi kami. Silakan chat lebih lanjut