Judul Buku: Pasar Kenangan

Antologi puisi Pasar Kenangan ini merupakan salah satu bukti kecintaan akan “ber-proses” masih terawat.  Menulis puisi adalah salah satu jalan menuju peta diri. Dengan atau tanpa darah, ke -77 puisi dalam antologi ini telah lahir. Ia menjadi penanda langkah bagi masing-masing penulis.

Antologi puisi ini merupakan  hasil berproses 12 penyair pemula, 2 penyair pendamping serta 1 penulis tamu, yaitu penyair Jawa Timur yang didapuk menjadi salah satu kurator antologi ini. Sebuah tradisi sekaligus warisan, yang diharapkan mampu menjadi ruang bermain “serius”. Alangkah membahagiakan dan membanggakan jika dari kelas ini terlahir para “perawat Bahasa” di masa depan.

Puisi-puisi dalam antologi Pasar Kenangan ini telah membuat kami amat berbahagia. Kedua belas penyair, selain tiga kurator, tampak menunjukkan kekhasan personal dalam teks mereka. Setidaknya dalam strategi mengabstraksi tema dan gagasan. Artinya, para penyair ini telah memiliki modal terbesar untuk melanjutkan perjalanan: sudut pandang.

Sungguh pentinglah sudut pandang bagi seorang penulis. Modal itu ibarat bibit, akan tumbuh sebagai pohon berbuah, jika disiram, dipupuk dengan kedisiplinan, dan keberlanjutan. Bibit ini menjadi sekadar bibit bila tidak dipupuk. Lama-kelamaan dibiarkan mungkin juga ia akan mengering kisut kehilangan sari-sari. Di antara berbagai kemungkinan itu, kami berharap antologi ini menjadi catatan ingatan yang membahagiakan bagi para penulis. Di antara gempita kemudahan dunia penerbitan saat ini, menulis tetaplah menulis. Tidak mungkin dijalani tanpa usaha. Harapan akhir, semoga buku ini adalah sebuah ikhtiar terbaik, dari kumpulan jiwa yang mau berproses, dan serangkaian kebaikan yang panjang umur.