Di tengah keterbatasan, Romo Widya tak berhenti mengukir jejak. Bukanlah ia dari keluarga berada, namun semangat dan dedikasinya sebagai Guru Agama Buddha di SMA Trisila Surabaya dan layanan pengurusan jenazah yang ia tekuni sejak muda, membawanya melintasi batasan-batasan tersebut.
Romo Widya Kusuma, lahir di Samarinda pada 26 September 1953, merantau ke Surabaya pada 1984. Ketika tinta-tinta buku ini tercetak, usianya telah mencapai 70 tahun, usia yang menjelma menjadi harta dan pengalaman berharga.
Kisah hidupnya, ditulis bukan sekedar sebagai catatan, melainkan warisan berharga yang akan memberi pencerahan bagi generasi mendatang. Dalam keheningan Vihara Dhammajaya, jejaknya tetap hidup, menginspirasi, dan mengajak kita semua untuk mengarungi samudra spiritual.