Pak Sudar merupakan tipe kepala sekolah yang tangguh dan selalu menerima tantangan (challenge). Bahkan, Pak Sudar bisa mengubah tantangan menjadi peluang (opportunity). Dengan kualifikasi seperti itu, tidak mengherankan jika dimana pun Pak Sudar ditugaskan Persyarikatan Muhammadiyah untuk memimpin sekolah, hampir bisa dipastikan sekolah yang sebelumnya biasa-biasa saja dan sepi peminat akan berubah menjadi luar biasa dan berjubel peminat. (Prof Dr Biyanto MAg, Guru Besar UIN Sunan Ampel; Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur)
Anak miskin yang berkebutuhan khusus yang diterima secara baik di sekolah Muhammadiyah. Cerita-cerita tentang pemihakan Muhammadiyah tentunya cukup banyak dan akan terus ada sepanjang tahun. Salah satu contohnya adalah cerita tentang bagaimana SMAMX (SMA Muhammadiyah 10 Surabaya) mengembangkan potensi anak-anak berkebutuhan khusus dalam buku yang sedang anda pegang. Buku yang anda pegang ini adalah bagian dari sejarah Muhammadiyah yang peduli kepada kaum lemah. Secara sederhana diceritakan oleh Sudarusman (Kepala SMAX). Buku yang sedang anda pegang ini memberikan gambaran tentang bagaimana seharusnya memperhatikan anak-anak berkebutuhan khusus. (Dr.dr. Sukadiono, MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya)
Buku ini adalah catatan seorang pendidik, Sudarusman, ikhwal pengalamannya menangani anak-anak disabilitas. Pak Sudar, begitu panggilannya, membuat langkah yang kreatif dan inspiratif. Perhatikanlah mulai dari hal yang nampak sederhana yaitu penamaan atau sebutan. Mereka disebut Anak Hebat. Bukan anak berkebutuhan khusus, atau disabilitas. Apalagi disebut anak cacat. Tidak! Mereka disebut Anak Hebat. Secara psikologis tentu membawa kesan yang lain. Mereka harus dihargai karena mereka hebat. Mereka diperlakukan dengan semestinya, tidak ada diskriminasi karena mereka anak hebat. Mereka dilayani dengan baik agar kehebatan pada dirinya muncul dan berkembang pesat. (Nur Cholis Huda, Wakil Ketua PWM Jawa Timur)