Dalam praktiknya sebagai pedoman penerapan tradisi Jawa, kalangan masyarakat terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, wong Jawa sing weruh jawané, artinya orang Jawa yang mengenal dan melestarikan tradisi Jawa. Kedua, wong Jawa sing semu, artinya orang Jawa yang tidak banyak mengenal tradisi Jawa, namun masih memerlukannya untuk kegiatan penting seperti mencari hari baik dalam pernikahan, melaksanakan selamatan dan lain-lain. Ketiga, wong Jawa sing ora weruh jawané, artinya orang Jawa yang sama sekali tidak mengenal tradisi Jawa.