SASTRA POSTMITOS: INSTITUSI, EMANSIPASI, REVOLUSI
S. Jai
Bapak-Ibu, Saudara-Saudara, dan kawan-kawan sekalian,
Sebenarnya saya cukup kikuk berbicara dengan tagline Orasi Budaya, karena wilayah ini kerapkali dan memang semestinya dalam lingkup para orator, peneliti, pemikir, atau setidaknya kritikus—mereka yang fasih membincang aktualitas. Sementara saya lebih banyak berjibaku selaku pengarang—yang kerap bergulat, bergelut dengan realitas. Jikapun mengulik dalam kritik, saya pilih berkendara esai-esai yang terang tak memerlukan simpulan-simpulan, pendapat, opini, sikap atau solusi-solusi yang kokoh, keras dan tegas tanpa saya harus meminta maaf.