Penulis: Amang Mawardi 

Penyunting: Suluhati Kusmawardi

Penerbit : Pagan Press

Cetakan Pertama; Desember, 2025

Ukuran     :   14 x 21

Halaman :  x  + 134

ISBN:

HARGA:

Kata-kata  ‘jiwa  tampak’  ada  korelasinya  dengan  hal  lain  yang lebih punya arti. Atau boleh jadi punya nilai lebih. Apa itu?  Inilah asal mulanya : bahwa lukisan itu adalah jiwa tampak yang diperlihatkan pelukis dari karya-karyanya.  Manakala  kita  elaborasikan,  karya  apapun  dalam  ranah penciptaan seni misalnya, adalah cermin jiwa dan karakter dari penciptanya : sang seniman. 

Dalam  konteks  perpuisian,  inilah  ‘jiwa  tampak’  itu.  Jiwa  dan karakter  seorang  M.  Rohanudin  yang  “dinampakkan”  pada puisi-puisinya,  baik  yang  panjang,  bahkan  sangat  panjang; maupun puisi-puisi pendeknya, bahkan ada yang sangat pendek. Seperti pada puisinya yang sangat panjang berjudul ‘Dari Sini Indonesia  Masih Ada’  (halaman  26  –  28),  maupun  pada  puisi terpendek ‘Magrib’ (halaman 35).

Dua puisi di atas tercantum di antara 24 puisi yang ada di buku kumpulan  puisi  M.  Rohanudin  Bicaralah  yang  Baik-Baik (Yayasan  Pustaka  Obor  Indonesia  –  2020,  88  halaman)  ini, menunjukkan jiwa dan karakternya : humanis, relijius, dan anti penindasan.  Selain itu, di buku ini juga dimuat tiga puisi yang dijadikan lirik lagu.  

Demikianlah jiwa dan karakter puisi-puisinya dalam buku yang dicetak dengan kemasan estetik dan artistik ini, jika dinarasikan dalam perspektif totalitas.  Namun,  yang  menohok  dari  puisi  berjudul  ‘Bicaralah  yang Baik-Baik’ (halaman 30-31 di buku kumpulan puisi Bicaralah yang  Baik  Baik)  yang  dari  selintas  mengekspresikan  adab santun itu, justru Rohan mengemasnya dengan teknik klimaks yang  disajikan  pada  alinea  (bait)  pertama,  yang  lantas mendiskripsikannya dalam rentetan bait-bait berikutnya.

Judul Buku: Biografi Puisi Jiwa Tampak Rohan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *