Judul Buku: Buah Naga Lauk Ikan Pindang, Esai-Esai Dewi Musdalifah

Penulis : Dewi Musdalifah

Desain Sampul: Yoni Risal

Penerbit:  PAGAN PRESS (Anggota Ikapi No.329/JTI/2022)

Cetakan I, Desember 2025

Tebal: xii + 192 hlm.;

Ukuran: 14 cm x 21 cm
ISBN:

HARGA:

Buku ini adalah kumpulan esai Dewi Musdalifah. Lebih empat puluh tulisan yang sebagian besar dimuat media terperinci dalam esai-esai tentang; solilokui, dialog, budaya, pendidikan, komunitas, sastra, seni rupa, film, momentum, serta memoar. 

Di antara banyak peran yang melekat, menulis membantu mengembalikan tubuh dan pikiran pada pusatnya. Ia menempatkan kembali sebagai manusia utuh: seseorang yang merasakan dan  mempertanyakan, menyimpan luka sekaligus merawat harapan, dan sesekali tersandung oleh hal-hal sederhana.

Judul Buku: Biografi Puisi Jiwa Tampak Rohan

Penulis: Amang Mawardi 

Penyunting: Suluhati Kusmawardi

Penerbit : Pagan Press

Cetakan Pertama; Desember, 2025

Ukuran     :   14 x 21

Halaman :  x  + 134

ISBN:

HARGA:

Kata-kata  ‘jiwa  tampak’  ada  korelasinya  dengan  hal  lain  yang lebih punya arti. Atau boleh jadi punya nilai lebih. Apa itu?  Inilah asal mulanya : bahwa lukisan itu adalah jiwa tampak yang diperlihatkan pelukis dari karya-karyanya.  Manakala  kita  elaborasikan,  karya  apapun  dalam  ranah penciptaan seni misalnya, adalah cermin jiwa dan karakter dari penciptanya : sang seniman. 

Judul Buku: Tambo Girisik

Penulis: Lucia Priandarini, Nurillah Achmad, Khanafi, Sigit Candra Lesmana, Rosyid H.W., Rosul Jaya Raya, Daviatul Umam, Fatwa Amalia, Mufa Rizal, E. Aprilia R.

Editor: Yogi Ishabib

Diterbitkan 

PAGAN PRESS (Anggota Ikapi No.329/JTI/2022)

Halaman: xii + 126
Ukuran : 13,5 cm x 20 cm

Cetakan Pertama, November 2025

ISBN:

Harga:

Penulis melakukan perjalanan, menjadi pelancong selama beberapa waktu, menyelami kehidupan di luar kehidupannya sendiri, nongkrong dan mendapati cerita-cerita dari orang setempat, makan makanan setempat, tidur, memeriksa kembali catatannya, menulis, menghapus tulisannya sendiri, menulis lagi, dan seterusnya, dan seterusnya.

Judul Buku: Dari Api ke Aksara, Catatan Tajuk ANTARA NTB 2025

Penulis : Abdul Hakim

Penerbit: PAGAN PRESS (Anggota Ikapi No.329/JTI/2022)

Cetakan pertama:  November 2025

Tebal:  xx + 176

Ukuran : 13,5 cm x 20 cm

ISBN :

HARGA:

Karya ini lahir dari kesadaran bahwa setiap peristiwa, sekecil atau sebesar apapun, memiliki makna yang dapat diperluas melalui tulisan. Dalam konteks jurnalisme, tajuk bukan sekadar opini, melainkan cermin intelektual yang mampu menafsirkan, menjernihkan, dan memberi arahan publik.

Buku ini muncul dari momentum yang tidak biasa.  Akhir Agustus 2025, NTB diguncang oleh aksi unjuk rasa besar yang berujung pada pembakaran Gedung DPRD.

Judul Buku: Apresiasi Sastra Lintas Budaya: Alih Wahana Idiom Mandarin dalam Narasi Jawa

Penulis : Respati Retno Utami, S.Pd., M.Pd.; Yogi Bagus Adhimas, S.Pd., M.A.
Editor: Pungki Siregar, S.Pd., M.A.

Tebal:  viii + 94
Ukuran : 14,8 cm x 21 cm

Diterbitkan oleh PAGAN PRESS (Anggota Ikapi No.329/JTI/2022)
Cetakan pertama, September 2025
ISBN:

HARGA:

Buku ini hadir sebagai wujud dari semangat kolaborasi yang tidak hanya mempertemukan gagasan lintas keilmuan, tetapi juga menjembatani simpul-simpul budaya dan nilai-nilai luhur dari dua peradaban besar: Tiongkok dan Jawa. Di tengah dinamika global yang kerap memisahkan antara tradisi dan modernitas, penulisan buku ini dimaksudkan sebagai kontribusi kecil namun bertujuan mulia yaitu untuk menunjukkan bahwa setiap budaya memiliki keunikan dan martabat yang patut dihargai.

Judul Buku: Tari Ngremo, Interpretasi dan Hibriditas Budaya

Penulis : Wahyudiyanto, Pundjul Pitono

Perancang Sampul: Wahyudiyanto

Layout : Kasyful Kanzan Makhfi
Diterbitkan oleh PAGAN PRESS (Anggota Ikapi No.329/JTI/2022)

Cetakan pertama, Oktober 2025
Halaman : x + 108
Ukuran : 13,5 cm x 21 cm

ISBN:

HARGA:

BUKU berjudul: “Tari Ngremo Interpretasi dan Hibriditas Budaya” ini adalah cara memahami Tari Ngremo dari sudut pandang kontekstualitas yaitu Ngremo keterhubungannya dengan masyarakat dan budayanya. Bahwa Tari Ngremo tidak berdiri sendiri sebagai tubuhnya yang teknik dan estetik saja tetapi tubuh budayawi yang unik, otentisitasnya ditentukan oleh berbagai faktor d luar dirinya.

Judul Buku: Seni Bermain Mengarang Cerpen

Penulis: S. Jai

Editor: Rialita Fithra Asmara

Perancang Sampul: Randu Alas Kelud

Diterbitkan oleh PAGAN PRESS (Anggota Ikapi No.329/JTI/2022)

Cetakan I, Agustus 2025
Tebal: xii + 112 hlm.

Ukuran: 12,5 cm x 19,5 cm

ISBN:

HARGA:

Buku ini adalah panduan, pegangan; bagaimana mengarang yang bagus. Yakni, bagaimana mengarang yang serius, mengarang yang sungguh-sungguh, mengarang yang tidak main-main; mengarang cerita pendek sebagai seni dengan metode bermain. Mengarang cerpen sebagai seni bermain.

Buku ini mengajak kita belajar ikhwal tersebut; tentang cerpen, mengarang cerpen, serta mencari dan menemukan seni bermain dalam cerpen.

Judul Buku: Menggagas Pendidikan Karakter: Berbasis Nilai Budaya dan Pancasila

Penulis: Fahimatul Anis, Zetti Finali, Chumi Zahroul Fitriyah, Fajar Surya Hutama, Dyah Ayu Puspitaningrum, Trapsila Siwi Hutami, Prasetyo Adi Nugroho 

Editor: Siska Dwi Purwanti

Penerbit: Pagan Press,  Agustus 2025 

Tebal: xiv+230; Ukuran: 15 x 23 cm

ISBN:

HARGA:

Buku ini berisi tiga bagian pokok tema yang masing masing berisi sub-tema yang telah dikaji secara mendalam. Tema yang pertama adalah terkait Tradisi dan Bermasyarakat yang di  dalamnya akan mengupas berbagai topik permasalahan tentang bagaimana cara dan pemanfaatan nilai-nilai tradisi dan budaya daerah (lokal) sebagai sumber pendidikan dan juga bagaimana  penanaman nilai-nilai karakter bagi siswa dan juga mahasiswa. 

Judul Buku: Suara dalam Hening Cahaya Ilahi, Lensa Jiwa dari Tanah Suci

Penulis: Harno D Pranowo

Penerbit: Pagan Press, (Anggota Ikapi No.329/JTI/2022)

Cetakan Pertama, Juli 2025

Tebal: viii, 207 halaman

Ukuran: 20 x 20 cm

ISBN:

HARGA:

Buku ini adalah sebuah buku yang  lahir dari perpaduan antara pengalaman spiritual dan ketajaman artistik. Setiap tempat yang didatangi, setiap momen yang dibekukan oleh kamera, adalah saksi dari kerendahan hati seorang hamba di hadapan keagungan-Nya.

Dalam keheningan malam Muzdalifah, dalam hiruk pikuk lempar jumrah di Mina, dalam khusyuknya wukuf di Arafah, hingga dalam keindahan arsitektur Masjidil Haram dan Masjid Nabawi—terpancar pesan Ilahi yang hanya dapat dirasakan dengan hati yang hening dan mata yang peka.