Penulis: Hidayah Sumiyani

Editor: S. Jai

Desain Cover & Ilustrasi: Arif Kribowo

Penerbit Pagan Press, November 2023

Tebal x + 97 Halaman

Ukuran: 15,5 x 23 cm

ISBN:

Harga:

Buku ini berisi tentang bentuk pertunjukan Sandur Bojonegoro sebagai kesenian yang berkembang di daerah Bojonegoro dan Jawa Timur. Selain itu, penulis melakukan analisa terhadap laku aktor dan menemukan beberapa keahlian yang dibutuhkan untuk mementaskan kesenian ini. Aktor merupakan penyampai pesan dan kunci keberhasilan pertunjukan berada di tangan mereka. Penguasaan terhadap keahlian khusus tersebut diharapkan mendapat perhatian mereka dan dilatih terus menerus.

Sandur Bojonegoro menjadi laku kesenian bagi kalangan seniman maupun pelajar di Bojonegoro. Para pegiat sandur ini memberikan berbagai inovasi agar kesenian ini mampu untuk terus bertahan. Perubahan dari fungsinya sebagai ritus bagi masyarakat menjadi media hiburan telah merubah banyak hal dalam segi estetis dan bentuk pertunjukan. Perubahan tersebut dilakukan dikisaran tahun 2009-2010 dan terus-menerus mengalami inovasi. Kesenian ini mulai ditampilkan dalam panggung-panggung proscenium yang pada sandur pakem adalah berada di tanah lapang. Pertunjukan di tanah lapang masih tetap hadir hingga saat ini, pertunjukan dalam panggung proscenium adalah upaya mengenalkan kesenian ini kepada generasi muda untuk proses regenerasi.

Saat ini, jenis tontonan yang dapat dinikmati masyarakat sangatlah beragam. Tidak hanya berupa pertunjukan kesenian, tontonan melalui televisi dan bioskop, namun juga tontonan melalui siaran online di gawai mereka telah menjadi budaya baru bagi masyarakat ini. Masyarakat memiliki banyak berbagai pilihan tontonan, pegiat sandur perlu memutar otak agar kesenian ini tetap disukai penggemarnya. Durasi pertunjukan sandur saat ini menjadi lebih singkat dari kisaran dua hingga tiga jam, berbanding dengan durasi sandur pakem pada tahun-tahun sebelumnya yaitu dari pukul sembilan malam hingga menjelang subuh. Durasi mempengaruhi bentuk pertunjukan karena semuanya menjadi lebih singkat dan padat. Hal serupa telah banyak terjadi di kesenian yang lain dan perubahan ini pula menjadi hantu yang dianggap telah menghilangkan banyak nilai filosofi dan ruh magis yang ada dalam kesenian kita pada masa kini.

Judul Buku: Sandur Bojonegoro; Aktor, Lakon, dan Tembang-Tembangnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Tabik, sudah menghubungi kami. Silakan chat lebih lanjut